Disfungsi ereksi (DE), atau impotensi, adalah kondisi di mana pria mengalami kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan. Meskipun sering dikaitkan dengan usia lanjut, DE juga dapat terjadi pada pria muda. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi kehidupan seksual, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan mental dan hubungan interpersonal.
Pengertian Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi sebenarnya sama dengan ketidakmampuan untuk mempertahankan dan mencapai ereksi yang cukup untuk aktivitas penetrasi dalam hubungan seksual. Proses ereksi melibatkan interaksi kompleks antara sistem saraf, pembuluh darah, hormon, dan faktor psikologis. Gangguan pada salah satu komponen ini dapat menyebabkan DE.
Ciri dan Gejala Disfungsi Ereksi
- Kesulitan mendapatkan ereksi meskipun ada rangsangan seksual
Pria mungkin merasa terangsang secara seksual tetapi tidak mampu mencapai ereksi.
- Ereksi yang tidak cukup keras untuk penetrasi
Ereksi mungkin terjadi, tetapi tidak memiliki kekerasan yang cukup untuk melakukan penetrasi saat berhubungan seksual.
- Kehilangan ereksi di tengah aktivitas seksual
Ereksi dapat hilang sebelum atau selama aktivitas seksual, mengakibatkan hubungan seksual yang tidak lengkap.
- Menurunnya gairah seksual
Penurunan hasrat atau minat terhadap aktivitas seksual dapat terjadi bersamaan dengan DE.
- Stres atau kecemasan yang berhubungan dengan performa seksual
Kekhawatiran tentang kemampuan seksual dapat memperburuk DE dan menciptakan siklus kecemasan yang berkelanjutan.
Apakah Bisa Terjadi pada Pria Muda?
Ya, disfungsi ereksi dapat terjadi pada pria muda. Meskipun prevalensinya lebih tinggi pada pria yang lebih tua, faktor-faktor tertentu dapat menyebabkan DE pada pria di bawah usia 40 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 1-14% pria muda mengalami DE.
Penyebab Disfungsi Ereksi pada Pria Muda
1. Stres dan Kecemasan
Tekanan pekerjaan, masalah keuangan, atau konflik dalam hubungan dapat mempengaruhi kemampuan ereksi.
2. Depresi
Gangguan mood seperti depresi dapat menurunkan gairah seksual dan mempengaruhi fungsi ereksi.
3. Gaya Hidup Tidak Sehat
Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik dapat merusak pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke penis.
4. Kebiasaan Masturbasi Berlebihan
Paparan berlebihan terhadap pornografi dan masturbasi yang berlebihan dapat mempengaruhi persepsi dan respons seksual, yang berpotensi menyebabkan DE.Â
5. Masalah Hormon
Kadar testosteron yang rendah pada pria atau ketidakseimbangan hormon sangat mungkin mempengaruhi fungsi seksual, menyebabkan disfungsi ereksi.
6. Efek Samping Obat
Beberapa obat, seperti antidepresan dan antihipertensi, dapat menyebabkan DE sebagai efek samping.
7. Penyakit Kronis
Kondisi seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang diperlukan untuk ereksi.
Komplikasi Jika Tidak Ditangani
- Masalah kesuburan akibat berkurangnya frekuensi hubungan seksual
DE dapat mengurangi frekuensi hubungan seksual, yang dapat mempengaruhi peluang untuk konsepsi.
- Menurunnya kualitas hubungan dengan pasangan
Masalah seksual dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan dan menurunkan kepuasan pasangan.
- Gangguan kesehatan mental seperti kecemasan berlebihan dan depresi
DE dapat menyebabkan atau memperburuk masalah kesehatan mental, menciptakan siklus yang sulit diputus.
- Penurunan rasa percaya diri
Masalah ereksi dapat mempengaruhi harga diri dan citra diri pria.
Cara Mengatasi Disfungsi Ereksi pada Pria Muda
1. Perubahan Gaya Hidup
Jika Anda ingin sembuh total, pastikan untuk mengubah kebiasaan lama yang kurang baik. Misalkan saja dengan berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, berolahraga teratur dan diet seimbang.
Merokok sendiri dapat merusak pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke penis, sementara alkohol dapat mempengaruhi sistem saraf dan mengganggu ereksi.
Akan lebih baik jika Anda rutin melakukan aktivitas fisik untuk meningkatkan aliran darah dan kesehatan kardiovaskular, yang penting untuk fungsi ereksi.
2. Konseling Psikologis
Jika DE disebabkan oleh faktor psikologis seperti stres atau kecemasan, terapi dengan psikolog atau psikiater dapat membantu mengatasi masalah tersebut.
3. Pengobatan Medis
Obat-obatan seperti sildenafil (Viagra), tadalafil (Cialis), dan vardenafil (Levitra) dapat membantu meningkatkan aliran darah ke penis. Pastikan mengkonsumsinya hanya dengan mematuhi resep dari dokter.Â
4. Terapi Hormon
Jika DE disebabkan oleh kadar testosteron yang rendah, terapi penggantian hormon dapat direkomendasikan oleh dokter.
Tips Mencegah dan Mengatasi Disfungsi Ereksi
1. Rutin Berolahraga Minimal 30 Menit Setiap Hari
Aktivitas fisik yang teratur, seperti berolahraga minimal 30 menit setiap hari, dapat meningkatkan kesehatan kardiovaskular, yang esensial untuk fungsi ereksi yang optimal. Olahraga membantu meningkatkan aliran darah, termasuk ke penis, sehingga mempermudah proses ereksi. Selain itu, olahraga dapat meningkatkan kadar testosteron, hormon yang berperan penting dalam gairah seksual. Gaya hidup tidak aktif atau sedenter diketahui meningkatkan risiko disfungsi seksual sebesar 31 persen.
2. Menghindari Stres Berlebihan dengan Manajemen Waktu yang Baik
Stres kronis dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dan fungsi saraf, yang berperan dalam respons seksual. Manajemen stres yang efektif, termasuk teknik relaksasi dan manajemen waktu yang baik, dapat membantu mengurangi risiko DE. Stres yang tidak terkelola dapat menyebabkan kecemasan kinerja, yang selanjutnya memperburuk DE.
3. Memperbanyak Konsumsi Makanan Sehat Seperti Buah, Sayur, dan Ikan Berlemak
Pola makan sehat yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan ikan berlemak dapat mendukung fungsi ereksi yang sehat. Nutrisi dari makanan tersebut membantu menjaga kesehatan pembuluh darah dan sirkulasi yang baik, yang penting untuk ereksi. Mengurangi konsumsi makanan cepat saji dan meningkatkan asupan buah-buahan serta sayuran dapat mencegah masalah seksual seperti DE.Â
Dengan menerapkan gaya hidup sehat yang mencakup olahraga teratur, manajemen stres yang baik, dan pola makan seimbang, risiko disfungsi ereksi dapat dikurangi secara signifikan.
4. Menjaga Komunikasi Terbuka dengan Pasangan Terkait Kehidupan Seksual
Komunikasi yang jujur dan terbuka dengan pasangan mengenai kehidupan seksual sangat penting dalam mengatasi DE. Berbagi perasaan, kekhawatiran, dan harapan dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan yang sering menjadi pemicu DE. Diskusi terbuka memungkinkan pasangan untuk bersama-sama mencari solusi, seperti mencoba teknik baru atau mencari bantuan profesional. Dukungan emosional dari pasangan juga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memperkuat ikatan dalam hubungan.
5. Hindari Pornografi Berlebihan yang Mempengaruhi Persepsi Seksual
Konsumsi pornografi yang berlebihan dapat berdampak negatif pada fungsi seksual dan berkontribusi terhadap DE. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecanduan pornografi dapat menyebabkan penurunan gairah seksual dan kesulitan mencapai ereksi saat berhubungan intim dengan pasangan. Hal ini disebabkan oleh perubahan pada sistem otak yang mengatur rangsangan seksual. Selain itu, pornografi dapat menciptakan ekspektasi yang tidak realistis tentang seks, sehingga menimbulkan kecemasan dan ketidakpuasan dalam kehidupan seksual nyata.Â
Dengan demikian, menjaga komunikasi yang baik dengan pasangan dan membatasi konsumsi pornografi dapat membantu mencegah dan mengatasi disfungsi ereksi
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?
Disfungsi ereksi (DE) adalah kondisi yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan kesehatan psikologis pria. Penting untuk mengetahui kapan harus berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat. Anda disarankan untuk menemui dokter jika mengalami salah satu atau beberapa kondisi berikut:
- Kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi secara konsisten.
- Penurunan gairah seksual yang signifikan.
- Mengalami ejakulasi dini, ejakulasi tertunda, atau kesulitan mencapai orgasme.
- Menderita diabetes, penyakit jantung, hipertensi, atau gangguan kesehatan lain yang diketahui dapat berkontribusi terhadap DE.
- DE Anda disertai dengan gejala lain seperti nyeri, perubahan bentuk penis, atau tanda-tanda gangguan hormonal.
Menunda konsultasi dapat memperburuk kondisi dan mempersulit penanganan. Dokter spesialis urologi adalah profesional yang tepat untuk menangani masalah DE. Mereka akan melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk anamnesis, pemeriksaan fisik, dan tes penunjang jika diperlukan, untuk menentukan penyebab DE dan merancang rencana pengobatan yang sesuai.
Ingatlah bahwa DE adalah kondisi medis yang umum dan dapat diobati. Mencari bantuan medis tidak hanya dapat meningkatkan fungsi seksual, tetapi juga kualitas hidup secara keseluruhan.
Pemeriksaan Dasar Kesuburan Suami Istri di ASHA IVF Surabaya
ASHA IVF RS PHC Surabaya merupakan pusat layanan fertilitas yang berdedikasi membantu pasangan suami istri dalam mewujudkan impian memiliki buah hati. Salah satu langkah awal yang penting dalam program kehamilan adalah pemeriksaan dasar kesuburan bagi suami dan istri. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi kemampuan pasangan untuk hamil.
Pada pihak istri, evaluasi meliputi: Riwayat medis dan ginekologi, pemeriksaan fisik, Ultrasonografi (USG) Transvaginal, Histerosalpingografi (HSG) serta tes hormon. Sementara pemeriksaan kesuburan pada suami meliputi Analisis semen, tes hormon dan pemeriksaan fisik.
Dengan hasil pemeriksaan ini, tim medis ASHA IVF dapat merancang rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan spesifik pasangan. Jika ditemukan masalah kesuburan, ASHA IVF menawarkan berbagai solusi, termasuk program bayi tabung (IVF) yang menggunakan teknologi terbaru seperti Intra Cytoplasmic Morphologically-Selected Sperm Injection (IMSI) untuk memilih sperma dengan kualitas terbaik, serta inkubator Time-Lapse yang memantau perkembangan embrio secara real-time tanpa perlu mengeluarkannya dari inkubator.
Bagi pasangan yang ingin memulai perjalanan menuju kehamilan, ASHA IVF RS PHC Surabaya siap memberikan layanan komprehensif dengan standar medis tinggi, didukung oleh teknologi canggih dan tim medis berpengalaman. Untuk informasi lebih lanjut atau membuat janji temu, Anda dapat menghubungi melalui WhatsApp di nomor +62-81135-07103.
Sumber Referensi:
- Mayo Clinic. (2024). Erectile Dysfunction: Diagnosis & Treatment.
Ditinjau secara medis oleh: Tim Medis Mayo Clinic. Diakses pada 2025. - National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK). (2023). Erectile Dysfunction: Treatment Options.
Ditinjau oleh: Tim Peneliti NIDDK. Diakses pada 2025. - Healthline. (2023). Erectile Dysfunction: Causes, Symptoms, and Treatment.
Ditinjau secara medis oleh: Dr. Judith Marcin, MD. Diakses pada 2025.