Konsultasi via Whatsapp

Published 08/04/2025

IVF (In Vitro Fertilization) – Solusi untuk Pasangan yang Ingin Memiliki Buah Hati

Apakah Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang berjuang untuk memiliki momongan? Salah satu solusi medis yang banyak dipilih pasangan dengan masalah kesuburan adalah IVF atau In Vitro Fertilization. IVF, atau bayi tabung, adalah teknologi reproduksi berbantu di mana sel telur yang matang dari wanita akan diambil dan dibuahi oleh sperma di luar tubuh, tepatnya dalam laboratorium. Setelah pembuahan berhasil, embrio akan ditanamkan kembali ke dalam rahim wanita dengan harapan terjadi kehamilan.

 

Prosedur ini telah memberikan harapan bagi banyak pasangan yang mengalami kesulitan memiliki anak secara alami. Namun, apakah IVF selalu berhasil? Sayangnya, tidak. Keberhasilan IVF dipengaruhi oleh berbagai faktor yang akan dibahas lebih lanjut dalam artikel ini.

 

Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan IVF

 

1. Usia Wanita

Usia merupakan faktor utama dalam keberhasilan IVF. Wanita yang berusia di bawah 35 tahun memiliki peluang keberhasilan lebih tinggi dibandingkan mereka yang berusia di atas 40 tahun. Seiring bertambahnya usia, kualitas dan jumlah sel telur menurun, yang berdampak pada tingkat keberhasilan pembuahan dan implantasi embrio di rahim.

 

2. Kualitas Sperma dan Sel Telur

Kualitas sperma dan sel telur sangat menentukan keberhasilan IVF. Sperma yang sehat memiliki motilitas dan morfologi yang baik, sedangkan sel telur yang sehat mampu berkembang dengan optimal setelah dibuahi. Masalah pada salah satu atau keduanya dapat menghambat perkembangan embrio.

 

3. Kondisi Rahim

Rahim yang sehat menjadi tempat ideal bagi embrio untuk menempel dan berkembang. Adanya masalah seperti polip, fibroid, atau kelainan bentuk rahim dapat menghambat implantasi dan meningkatkan risiko keguguran.

 

4. Gaya Hidup

Faktor gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, obesitas, atau kurangnya asupan nutrisi dapat memengaruhi kualitas sperma dan sel telur serta kondisi tubuh secara keseluruhan. Oleh karena itu, menjaga pola makan sehat dan menjalani gaya hidup aktif sangat disarankan bagi pasangan yang menjalani IVF.

 

5. Riwayat Medis

Beberapa kondisi medis seperti endometriosis, sindrom ovarium polikistik (PCOS), atau gangguan hormonal dapat mempengaruhi keberhasilan IVF. Oleh karena itu, evaluasi medis menyeluruh sebelum menjalani prosedur ini sangat penting.

Prosedur IVF

 

1. Stimulasi Ovarium

Pada tahap ini, ovarium distimulasi menggunakan hormon seperti hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH) untuk merangsang produksi beberapa sel telur matang. Tujuannya adalah meningkatkan jumlah sel telur yang dapat diambil untuk pembuahan. Proses ini biasanya berlangsung antara satu hingga dua minggu, dengan pemantauan melalui ultrasonografi vaginal dan tes darah untuk menilai perkembangan folikel.

 

2. Pengambilan Sel Telur

Setelah folikel mencapai ukuran yang diinginkan, sel telur diambil melalui prosedur yang disebut aspirasi ultrasonografi transvaginal. Dengan panduan ultrasonografi, jarum kecil dimasukkan melalui dinding vagina ke dalam ovarium untuk mengambil sel telur. Prosedur ini biasanya memerlukan obat penenang untuk mengurangi ketidaknyamanan.

 

3. Fertilisasi (Pembuahan)

Sel telur yang telah diambil kemudian dibuahi oleh sperma di laboratorium. Ada beberapa metode pembuahan, termasuk inseminasi konvensional, di mana sperma dan sel telur dicampur dalam wadah terkontrol, serta injeksi sperma intracytoplasmic (ICSI), di mana satu sperma disuntikkan langsung ke dalam sel telur.

 

4. Transfer Embrio

Setelah pembuahan berhasil dan embrio berkembang selama beberapa hari, embrio yang berkualitas baik dipilih untuk ditransfer ke dalam rahim. Proses transfer embrio adalah prosedur sederhana yang biasanya tidak memerlukan anestesi dan menyerupai pemeriksaan panggul rutin.

 

5. Tes Kehamilan

Sekitar dua minggu setelah transfer embrio, tes kehamilan dilakukan untuk menentukan apakah prosedur IVF berhasil.

 

Keuntungan IVF

 

  • Membantu pasangan yang mengalami infertilitas untuk mendapatkan keturunan.
    IVF memberikan harapan bagi pasangan yang menghadapi berbagai masalah kesuburan, termasuk gangguan ovulasi, endometriosis, atau faktor pria seperti jumlah sperma yang rendah. Dengan teknologi yang semakin berkembang, peluang keberhasilan IVF juga terus meningkat.

 

  • Dapat digunakan pada pasangan yang mengalami penyumbatan tuba falopi.
    Pada wanita dengan tuba falopi yang tersumbat atau rusak, IVF memungkinkan pembuahan terjadi di luar tubuh, sehingga menghindari hambatan yang ada pada tuba falopi. Hal ini memberikan solusi bagi wanita yang sebelumnya sulit hamil akibat masalah pada saluran reproduksi.

 

  • Memungkinkan seleksi embrio terbaik untuk meningkatkan peluang kehamilan.
    Melalui teknik seperti preimplantation genetic testing (PGT), embrio dapat diuji untuk kelainan genetik sebelum ditransfer, sehingga meningkatkan peluang kehamilan yang sukses dan mengurangi risiko penyakit genetik. Dengan cara ini, pasangan juga dapat memastikan bahwa anak yang lahir memiliki kesehatan yang optimal.

 

  • Dapat menyimpan embrio untuk program kehamilan di masa depan.
    Embrio yang tidak digunakan dapat dibekukan dan disimpan untuk digunakan di masa depan, memungkinkan pasangan untuk merencanakan kehamilan berikutnya tanpa harus menjalani siklus stimulasi ovarium lagi. Proses ini memberi fleksibilitas bagi pasangan yang ingin menunda kehamilan karena alasan medis, karier, atau kondisi pribadi lainnya.

 

  • Membantu pasangan dengan kondisi medis tertentu seperti endometriosis atau gangguan ovulasi.
    IVF dapat mengatasi berbagai masalah kesuburan yang disebabkan oleh kondisi medis tertentu, memberikan kesempatan bagi pasangan untuk memiliki anak biologis. Dengan pendekatan yang tepat, prosedur ini dapat menjadi solusi bagi mereka yang mengalami kesulitan hamil secara alami.

 

Risiko IVF

 

  • Kehamilan ganda
    IVF meningkatkan kemungkinan kehamilan ganda karena lebih dari satu embrio dapat ditanamkan dalam rahim, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah. Oleh karena itu, dokter biasanya menyarankan jumlah embrio yang optimal untuk ditanamkan guna mengurangi risiko ini.

 

  • Sindrom Hiperstimulasi Ovarium (OHSS)
    Penggunaan obat stimulasi ovarium dalam IVF dapat menyebabkan ovarium membesar dan menimbulkan gejala seperti nyeri perut, mual, dan sesak napas. Dalam kasus yang lebih parah, OHSS dapat menyebabkan akumulasi cairan di perut dan dada, sehingga memerlukan perawatan medis lebih lanjut.

 

  • Stres emosional
    Proses IVF dapat menimbulkan tekanan emosional yang tinggi, terutama karena harapan yang besar dan ketidakpastian hasilnya. Pasangan yang menjalani IVF disarankan untuk mencari dukungan emosional dari keluarga, teman, atau konselor untuk membantu mengelola stres selama proses ini.

 

  • Komplikasi prosedur
    Beberapa prosedur dalam IVF, seperti pengambilan sel telur dan transfer embrio, dapat menyebabkan efek samping seperti perdarahan, infeksi, atau reaksi terhadap obat yang digunakan. Meskipun jarang terjadi, komplikasi ini perlu dipertimbangkan sebelum menjalani prosedur IVF.

 

  • Kegagalan implantasi
    Meskipun telah dilakukan seleksi embrio terbaik, tidak semua embrio berhasil menempel di dinding rahim, yang dapat menyebabkan kegagalan kehamilan. Faktor seperti kualitas embrio, kondisi rahim, dan faktor genetik dapat mempengaruhi keberhasilan implantasi.

 

Pertimbangan Sebelum Menjalani IVF

 

1. Konsultasikan kesiapan mental dan fisik

IVF adalah proses yang panjang dan melelahkan secara fisik serta emosional, sehingga penting untuk memastikan kesiapan diri sebelum memulainya. Berkonsultasi dengan dokter atau psikolog dapat membantu memahami tantangan yang mungkin dihadapi.

2. Pastikan memiliki gaya hidup sehat

Faktor seperti pola makan sehat, olahraga teratur, menghindari alkohol dan rokok, serta mengelola stres dapat meningkatkan peluang keberhasilan IVF. Persiapan tubuh yang optimal sebelum menjalani IVF akan mendukung proses pembuahan dan kehamilan.

 

3. Pertimbangkan kemungkinan biaya dan waktu yang diperlukan

IVF dapat memakan biaya yang cukup besar dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, karena mungkin dibutuhkan beberapa siklus untuk mencapai kehamilan. Oleh karena itu, pasangan perlu mempertimbangkan kesiapan finansial serta jadwal yang fleksibel untuk menjalani perawatan.

 

4. Diskusikan semua risiko dan manfaat dengan dokter spesialis fertilitas

Setiap pasangan memiliki kondisi yang berbeda, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis fertilitas guna memahami peluang keberhasilan, risiko, serta alternatif lain yang mungkin tersedia. Pemahaman yang menyeluruh akan membantu dalam mengambil keputusan yang terbaik.

 

Biaya Program IVF

 

Secara umum, biaya program bayi tabung di Indonesia bervariasi tergantung pada kasus yang ditangani dan usia calon ibu. Pada tahun 2015, biaya program bayi tabung berkisar antara Rp40 juta hingga Rp50 juta per siklus, tergantung pada kompleksitas kasus dan usia calon ibu. 

Perlu dicatat bahwa biaya tersebut dapat berubah seiring waktu dan mungkin berbeda di berbagai fasilitas kesehatan.

Penting bagi pasangan yang mempertimbangkan program IVF untuk berkonsultasi langsung dengan klinik atau rumah sakit terkait untuk mendapatkan informasi terkini mengenai biaya dan layanan yang ditawarkan. 

Selain itu, mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas layanan, teknologi yang digunakan, dan tingkat keberhasilan program juga merupakan hal yang penting dalam pengambilan keputusan.

 

Bayi Tabung (IVF) di ASHA IVF Surabaya

ASHA IVF Indonesia bekerja sama dengan RS PHC Surabaya menawarkan program bayi tabung dengan biaya yang kompetitif. Pada tahun 2024, mereka meluncurkan program khusus untuk pegawai BUMN dan afiliasi dengan biaya sekitar Rp59 juta, yang merupakan harga promosi dari biaya normal sekitar Rp80 juta.

Program ini dirancang untuk memberikan kemudahan akses dan layanan terbaik bagi pasangan yang merencanakan kehamilan. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang program ini atau berkonsultasi dengan dokter spesialis, kunjungi ASHA IVF Surabaya atau hubungi langsung klinik mereka untuk mendapatkan informasi terbaru.

 

 

Sumber Referensi:

  1. Adashi, E. Y., & Raj, S. R. (2021). The future of IVF: The new normal in human reproduction. Reproductive Sciences, 28(8), 2116–2126. Diakses 2025.
  2. Sunderam, S., Kissin, D. M., Zhang, Y., Folger, S. G., Boulet, S. L., Warner, L., & Barfield, W. D. (2017). Assisted reproductive technology surveillance—United States, 2014. Morbidity and Mortality Weekly Report: Surveillance Summaries, 66(6), 1–24. Diakses2025.
  3. Chambers, G. M., Paul, R. C., Harris, K., Fitzgerald, O., Boothroyd, C. V., Rombauts, L., & Chapman, M. G. (2023). The current status of IVF: Are we putting the needs of the individual first? eClinicalMedicine, 61, 102065. published by The Lancet. Diakses 2025.
  4. Reigstad, M. M., & Storeng, R. (2019). Development of in vitro fertilization, a very important part of human reproductive medicine, in the last 40 years. International Journal of Women’s Health and Wellness, 5(089). Diakses 2025.

 

Yuk! Mulai Perjalanan Kehamilan
Menuju Keluarga Bahagia!

Jangan Menyerah pada Impian dan harapan mulia, Kami Ada di Sini Untuk Menciptakan Keajaiban Bersama!

BUAT JANJI TEMU

Isi form dengan informasi paling sesuai dengan anda!

Pilih dokter untuk Reservasi*
Nama Lengkap*
Tanggal Renacana Kunjungan (DD/MM/YYYY)*

pendaftaran konsultas

Isi form dengan informasi paling sesuai dengan anda!

Pilih dokter untuk Reservasi*
Nama Lengkap*
Tanggal Renacana Kunjungan (DD/MM/YYYY)*

BUAT JANJI TEMU

Isi form dengan informasi paling sesuai dengan anda!

Pilih Waktu Reservasi*
No Telp*
Nama Lengkap*
Jenis Kelamin*