Konsultasi via Whatsapp

Published 05/04/2025

Apa Persiapan Sebelum Menjalani IVF? Simak Yuk!

Memutuskan untuk menjalani program bayi tabung (IVF) adalah langkah besar dan penuh harapan bagi banyak pasangan yang ingin segera memiliki momongan. 

 

Namun, keberhasilan IVF tak hanya bergantung pada teknologi medis yang canggih, tetapi juga pada seberapa siap fisik dan mental Anda menjalaninya. 

 

Mulai dari pemeriksaan kesehatan, gaya hidup yang perlu diperbaiki, hingga kesiapan emosional dan finansial—semua itu menjadi bagian penting sebelum memulai proses ini. Lalu, apa saja persiapan yang harus dilakukan agar peluang keberhasilan IVF semakin besar? Temukan jawabannya di artikel ini! 

 

1. Persiapan Fisik Sebelum IVF

 

1. Menjaga Berat Badan Ideal

Mempertahankan berat badan yang sehat penting untuk kesuburan. Baik kelebihan maupun kekurangan berat badan dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan proses reproduksi. Selain itu, berat badan yang ideal dapat meningkatkan kualitas sel telur dan sperma, sehingga mendukung keberhasilan program IVF.

 

2. Pola Makan Sehat

Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, termasuk protein, zat besi, asam folat, kalsium, dan omega-3, dapat meningkatkan kualitas sel telur dan kesehatan reproduksi secara keseluruhan. Nutrisi yang baik juga membantu mempersiapkan tubuh untuk kehamilan dan mendukung perkembangan janin yang sehat.

 

3. Olahraga Teratur

Aktivitas fisik seperti jogging, berenang, yoga, atau pilates dapat melancarkan peredaran darah dan meningkatkan fungsi reproduksi. Selain itu, olahraga teratur membantu mengurangi stres, yang dapat berdampak positif pada keseimbangan hormon dan kesuburan.

 

4. Hindari Alkohol dan Rokok

Menghindari rokok, alkohol, dan membatasi konsumsi kafein (maksimal 200 mg/hari) penting untuk menjaga kesehatan reproduksi dan meningkatkan peluang keberhasilan IVF. Kebiasaan buruk ini dapat merusak kualitas sel telur dan sperma, serta mengganggu implantasi embrio.

 

5. Istirahat Cukup

Tidur yang cukup paling tidak 7-9 jam per malam, membantu menjaga keseimbangan hormon dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, yang penting untuk kesuksesan program IVF. Istirahat yang adekuat juga mendukung sistem imun dan mempersiapkan tubuh untuk kehamilan.

 

2. Persiapan Mental Sebelum IVF

 

1. Menyiapkan Mental dan Emosional

Memahami proses dan tahapan IVF dapat membantu mengurangi kecemasan. Konseling atau dukungan profesional dapat membantu dalam mempersiapkan diri secara mental. Selain itu, bergabung dengan kelompok dukungan yang terdiri dari pasangan dengan pengalaman serupa dapat memberikan perspektif baru dan rasa kebersamaan.

 

2. Mengelola Stres

Stres dapat memengaruhi keberhasilan IVF. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau terapi akupunktur dapat membantu mengelola stres dan meningkatkan peluang keberhasilan. Selain itu, latihan pernapasan dalam dan mindfulness dapat meningkatkan keseimbangan emosional selama proses IVF.

 

3. Diskusi Terbuka dengan Pasangan

Komunikasi yang jujur dan terbuka dengan pasangan mengenai harapan, kekhawatiran, dan perasaan selama proses IVF dapat memperkuat hubungan dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan. Hal ini juga memastikan bahwa kedua belah pihak merasa didengar dan dipahami, sehingga meminimalkan potensi konflik atau kesalahpahaman. 

 

4. Dukungan Sosial

Mencari dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok pendukung dapat memberikan rasa kebersamaan dan mengurangi perasaan isolasi selama menjalani program IVF. Berbagi pengalaman dan mendengarkan cerita orang lain dapat memberikan perspektif baru dan semangat tambahan dalam menghadapi tantangan yang ada.

 

Dengan mempersiapkan diri secara fisik dan mental, Anda dapat meningkatkan peluang keberhasilan program IVF dan menjalani proses ini dengan lebih percaya diri.

 

3. Pemeriksaan dan Persiapan Medis Sebelum IVF

 

1. Pemeriksaan Kesuburan Lengkap

Evaluasi menyeluruh terhadap kesuburan kedua pasangan sangat penting. Pada wanita, tes seperti ovarian reserve testing dilakukan untuk menilai kualitas dan kuantitas sel telur, termasuk pengukuran kadar hormon seperti FSH dan AMH. Pada pria, analisis semen dilakukan untuk menilai jumlah, motilitas, dan morfologi sperma. Selain itu, dokter mungkin merekomendasikan pemeriksaan tambahan seperti tes HSG (histerosalpingografi) untuk menilai kondisi saluran tuba.

 

2. Pemeriksaan Penyakit Menular

Sebelum memulai program IVF, pasangan akan diperiksa untuk memastikan tidak ada penyakit menular, termasuk HIV atau Hepatitis B. Deteksi dini penyakit menular sangat penting agar dapat dilakukan tindakan medis yang tepat untuk mencegah risiko pada ibu dan calon janin.

 

3. USG Transvaginal dan Histeroskopi

Pemeriksaan USG transvaginal dan histeroskopi dilakukan untuk menilai kondisi rahim dan memastikan tidak ada kelainan yang dapat menghambat implantasi embrio. Jika ditemukan kelainan seperti polip atau fibroid, dokter dapat merekomendasikan tindakan medis sebelum melanjutkan prosedur IVF.

 

4. Tes Genetik

Tujuan dilakukan tes atau pemeriksaan genetik ini agar bisa mengetahui apakah kedua pasangan merupakan pembawa gen penyakit tertentu yang bisa menurun ke anak atau tidak. Tes ini dapat membantu pasangan mengambil keputusan terbaik terkait embrio yang akan dipilih dalam proses IVF.

 

5. Konsultasi dengan Dokter Fertilitas

Diskusi mendalam dengan spesialis fertilitas diperlukan untuk memahami prosedur IVF, risiko, dan peluang keberhasilan, serta untuk merancang rencana perawatan yang sesuai dengan kondisi spesifik pasangan. Dokter juga akan memberikan saran mengenai perubahan gaya hidup yang dapat meningkatkan peluang keberhasilan IVF.

 

4. Aspek Tambahan yang Perlu Diperhatikan

 

1. Perencanaan Keuangan

Program IVF memerlukan biaya yang signifikan. Perencanaan keuangan yang matang diperlukan untuk menanggung biaya prosedur, obat-obatan, dan konsultasi medis. Beberapa pasangan mungkin juga mempertimbangkan asuransi atau program pembayaran cicilan yang ditawarkan oleh klinik fertilitas.

 

2. Memahami Tahapan IVF

Memahami setiap tahap dalam proses IVF, mulai dari stimulasi ovarium hingga transfer embrio, dapat membantu mengurangi kecemasan dan mempersiapkan mental dengan lebih baik. Mengetahui apa yang diharapkan di setiap tahap juga dapat membantu pasangan mengatur ekspektasi dan menghindari kekecewaan. 

 

3. Waktu yang Tepat

Menentukan waktu yang tepat untuk memulai program IVF penting untuk memastikan kesiapan fisik, mental, dan logistik, termasuk mempertimbangkan siklus menstruasi dan jadwal pribadi. Dokter fertilitas akan membantu menentukan siklus yang paling optimal berdasarkan kondisi medis masing-masing pasangan.

 

4. Mengatur Cuti atau Jadwal Kerja

Proses IVF memerlukan beberapa kunjungan ke klinik dan mungkin memerlukan waktu istirahat setelah prosedur tertentu. Mengatur cuti atau menyesuaikan jadwal kerja dapat membantu mengurangi stres dan memastikan pemulihan yang optimal. Persiapan jadwal yang fleksibel juga dapat memberikan kenyamanan emosional dan fisik selama menjalani proses IVF.

 

Konsultasi dan Program IVF di ASHA IVF Surabaya

ASHA IVF RS PHC Surabaya menawarkan layanan IVF bagi pasangan yang mendambakan buah hati. Berlokasi di Gedung PMC Lantai 5, Jalan Prapat Kurung Selatan No.1, Perak Utara, Surabaya, ASHA IVF dilengkapi dengan fasilitas modern dan tim medis profesional. 

 

Untuk konsultasi atau informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi melalui WhatsApp di nomor +62-81135-07103 atau email support@ashaivfindonesia.com. Dengan persiapan medis yang tepat dan dukungan dari klinik fertilitas yang kompeten, Anda dapat meningkatkan peluang keberhasilan dalam program IVF.

 

ASHA IVF RS PHC Surabaya juga menawarkan program layanan bayi tabung khusus bagi pegawai BUMN dan afiliasi, dengan tarif yang lebih terjangkau. Selain itu, tersedia layanan Female Service, di mana seluruh tenaga medis dan staf yang terlibat adalah perempuan, untuk memberikan kenyamanan lebih bagi pasien wanita. Dengan teknologi terkini dan komitmen tinggi terhadap keberhasilan, ASHA IVF RS PHC Surabaya siap membantu mewujudkan impian Anda memiliki buah hati.

 

Sumber Referensi:

 

  1. Homan, G. F., Davies, M., & Norman, R. (2007). The impact of lifestyle factors on reproductive performance in the general population and those undergoing infertility treatment: a review. Human Reproduction Update, 13(3), 209–223.​ Diakses 2025.​
  2. ​Sharma, R., Biedenharn, K. R., Fedor, J. M., & Agarwal, A. (2013). Lifestyle factors and reproductive health: taking control of your fertility. Reproductive Biology and Endocrinology, 11, 66.​ Diakses 2025.​
  3. Crawford, N. M., & Steiner, A. Z. (2015). Age-related infertility. Obstetrics and Gynecology Clinics of North America, 42(1), 15–25.​ Diakses 2025.​ 
  4. ​Domar, A. D., Clapp, D., Slawsby, E. A., Dusek, J., Kessel, B., & Freizinger, M. (2000). Impact of group psychological interventions on pregnancy rates in infertile women. Fertility and Sterility, 73(4), 805–811.​ Diakses 2025. 
  5. ​Penzias, A. S. (2007). Optimizing embryo transfer efficiency: a comprehensive analysis of the variables affecting outcome. Fertility and Sterility, 87(4), 835–841.​ Diakses 24 Maret 2025.​ 
  6. ​Rosen, M. P., Shen, S., Rinaudo, P. F., Huddleston, H. G., McCulloch, C. E., & Cedars, M. I. (2011). Fertility treatment and outcomes among women over the age of 40 years: a retrospective cohort study. Journal of Assisted Reproduction and Genetics, 28(7), 607–614.​ Diakses 24 Maret 2025.

 

Yuk! Mulai Perjalanan Kehamilan
Menuju Keluarga Bahagia!

Jangan Menyerah pada Impian dan harapan mulia, Kami Ada di Sini Untuk Menciptakan Keajaiban Bersama!

BUAT JANJI TEMU

Isi form dengan informasi paling sesuai dengan anda!

Pilih dokter untuk Reservasi*
Nama Lengkap*
Tanggal Renacana Kunjungan (DD/MM/YYYY)*

pendaftaran konsultas

Isi form dengan informasi paling sesuai dengan anda!

Pilih dokter untuk Reservasi*
Nama Lengkap*
Tanggal Renacana Kunjungan (DD/MM/YYYY)*

BUAT JANJI TEMU

Isi form dengan informasi paling sesuai dengan anda!

Pilih Waktu Reservasi*
No Telp*
Nama Lengkap*
Jenis Kelamin*