Konsultasi via Whatsapp

Ticking Time Bomb? Mengapa Kesuburan Pria Juga Berpacu dengan Jam Biologis

Banyak yang sudah memahami bahwa kesuburan wanita memiliki batasan usia, tetapi semakin banyak penelitian menunjukkan bahwa usia juga memainkan peran penting dalam kesuburan pria. Bagi sebagian besar pria, pemahaman ini mungkin baru dan kadang mengejutkan, karena sebelumnya persepsi umum adalah bahwa usia pria tidak berpengaruh signifikan pada kesuburan. Dalam artikel ini, kita akan memahami bagaimana usia dapat mempengaruhi kualitas sperma dan kesuburan pria, serta langkah-langkah yang bisa diambil untuk menjaga kesehatan reproduksi seiring bertambahnya usia.

Bagaimana Usia Mempengaruhi Kesuburan Pria
Kesuburan pria dipengaruhi oleh beberapafaktor yang dapat berubah seiring bertambahnya usia. Kualitas sperma, misalnya, mengalami penurunan bertahap setelah pria memasuki usia 40 tahun. Penurunan ini dapat memengaruhi motilitas atau kecepatan gerak sperma, yang berperan penting dalam keberhasilan pembuahan. Selain itu, volume sperma cenderung menurun seiring bertambahnya usia, meskipun pria tetap mampu memproduksi sperma sepanjang hidup mereka.

Penelitian juga menunjukkan bahwa sperma dari pria yang lebih tua mungkin lebih rentan terhadap kerusakan DNA, yang dapat memengaruhi kesehatan kehamilan dan potensi terjadinya masalah genetik pada keturunan. Namun, meskipun penurunan ini ada, banyak pria tetap mampu memiliki anak yang sehat di usia yang lebih tua, terutama dengan gaya hidup sehat dan perawatan kesuburan yang tepat.

Langkah-Langkah untuk Menjaga Kualitas Sperma dengan Bertambahnya Usia
Menjaga kualitas sperma menjadi prioritas utama bagi pria yang ingin memiliki keturunan di usia yang lebih matang. Gaya hidup sehat memiliki peran penting dalam hal ini. Mengonsumsi makanan yang kaya antioksidan, seperti buah dan sayuran, diketahui dapat membantu melindungi sel sperma dari kerusakan. Berhenti merokok, mengurangi konsumsi alkohol, dan menjaga berat badan yang sehat adalah langkah lain yang terbukti efektif dalam menjaga kesehatan reproduksi pria.

Selain itu, berolahraga secara teratur dan mengelola stres juga merupakan cara alami untuk menjaga keseimbangan hormon. Konsultasi dengan spesialis kesuburan juga dapat membantu pria yang menghadapi tantangan kesuburan akibat usia. Teknologi reproduksi modern seperti inseminasi buatan (IUI) dan fertilisasi in-vitro (IVF) dapat membantu pasangan yang mengalami kesulitan hamil, bahkan ketika ada penurunan kualitas sperma.

Kesimpulan
Usia memang memiliki pengaruh terhadap kesuburan pria, tetapi dengan pendekatan yang tepat dan gaya hidup yang sehat, kualitas sperma dapat dipertahankan untuk jangka waktu yang lama. Pria yang menjaga kesehatan secara menyeluruh dapat meningkatkan peluang mereka untuk menjadi ayah, terlepas dari usianya. Artikel ini diharapkan memberikan pemahaman bahwa, sama seperti wanita, pria juga memiliki jam biologis yang perlu diperhatikan—namun, dengan upaya yang tepat, impian memiliki keturunan tetap terbuka lebar.

Bahagia Menjelang Menopause

Bahagia Menjelang Menopause

Wanita merupakan sosok ciptaan Tuhan  yang penuh dengan kekuatan dan keindahan. Mereka dibekali kemampuan luar biasa untuk beradaptasi dalam segala kondisi, salah satunya adalah perubahan pada setiap perkembangan organ reproduksi yang terjadi di dalam tubuh mereka. Terdapat 3 tahapan penting dalam fase perkembangan reproduksi wanita antara lain masa kanak-kanak, pubertas dan menopause. Masing-masing fase memiliki jumlah harta karun “koin folikel” yang berbeda-beda yang sudah Tuhan bekali sejak mereka berada dalam rahim ibu. Pada saat seorang wanita masih berbentuk janin dalam kandungan, mereka memiliki jumlah folikel dalam indung telur sekitar 6 hingga 7 juta, puncaknya saat usia kehamilan 20 minggu. Tiap folikel memiliki sel telur yang nantinya berguna untuk kelangsungan hidup organ reproduksi mereka, salah satunya melahirkan generasi baru untuk memastikan spesies manusia tetap ada di muka bumi ini. Tiap waktu jutaan folikel tersebut mengalami pengurangan sehingga pada saat lahir, bayi wanita hanya memiliki sekitar 2 juta folikel. Dilanjutkan masa pubertas, jumlah folikel yang tersisa sekitar 300 ribu folikel, dimana yang aktif pecah dan mengeluarkan sel telur sekitar 400 sampai memasuki masa menopause yang tersisa kurang lebih 1000 folikel. Penurunan yang sangat drastis ini menyebabkan level hormon estrogen dan progesteron pada wanita pun berkurang yang berdampak pada siklus haid yang tidak teratur sampai tidak ada menstruasi. Hal ini dikarenakan tiap folikel berperan dalam menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. 1,2

Dampak penurunan level hormon estrogen dan progesteron yang sangat signifikan mengantarkan wanita memasuki masa menopause. Masa menopause merupakan masa dimana seorang wanita tidak mengalami menstruasi, dengan batas waktu selama 12 bulan. Pada wanita biasanya terjadi pada usia rentang waktu 48 sampai dengan 55 tahun. Masa ini merupakan salah satu masa penting yang akan dilalui. Sama dengan kondisi pada saat tubuh seorang wanita memulai memasuki masa kehamilan yang penuh dengan perubahan baik fisik dan psikis untuk persiapan menjadi seorang ibu, masa menopause sendiri memiliki keunikan tersendiri dengan perubahan yang kompleks berupa perubahan fisik dan kejiwaan seorang wanita. Oleh karena itu persiapan yang matang pada saat mendekati masa menopause sangat membantu dalam menyambut masa menopause dengan suka cita. Kondisi ini tidak dapat di hindari karena itu bersahabat dengan masa ini diperlukan bagi seorang wanita. 1,2

Menopause dan mitos di masyarakat.

Masalah kejiwaan merupakan salah satu masalah yang sering diungkapkan seorang wanita pada saat berkunjung ke dokter. Salah satu hal pemicu dikarenakan adanya mitos yang beredar di masyarakat yang membuat hati gundah gelisa ketika memasuki usia akhir 40 tahun, antara lain ada yang menganggap menopause berarti memasuki masa yang sudah tua, mudah gemuk, akan selalu mengalami depresi, kulit menjadi keriput, tidak ada lagi kehidupan seks, yang pada intinya menopause merupakan masa yang menyeramkan untuk di hadapi. Padahal bila di telaah satu persatu dari mitos tersebut tidak sepenuhnya benar, salah satunya masa menopause tidak selalu terjadi pada masa tua. Sekitar 10-15% populasi wanita reproduksi aktif saat ini pun dapat mengalami masa menopause yang di sebut dengan menopause dini. Pola gaya hidup yang tidak sehat saat ini menyebabkan peningkatan masa menopause dini. Fenomena ini dapat menyedihkan bagi para wanita yang telah menikah dikarenakan  dampak negatif yang akan diberikan pada segi fertilitas mereka. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya menopause dini antara lain :

  1. Genetika : riwayat keluarga dengan menopause dini dapat meningkatkan resiko.
  2. Penyakit autoimun yang tidak terapi. Pada kondisi autoimun terdapat paparan faktor inflamasi/radang yang berlangsung lama sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada pabrik dari sel telur yang bernama “indung telur”.
  3. Pengobatan medis, seperti terapi kemo atau radiasi pada wanita yang memiliki penyakit kanker.
  4. Pembedahan pengangkatan indung telur, sehingga tidak ada organ yang mensuplai hormon estrogen bagi tubuh.

Pencegahan yang dapat dilakukan dengan meluangkan waktu untuk konsultasi sedini mungkin ke dokter kandungan untuk mengetahui kondisi kesehatan organ reproduksi terutama pada saat reproduksi aktif (usia ≤ 40 tahun).

Transisi Perimenopause.

Wanita patutlah bersyukur karena sebenarnya Tuhan sangat detail dalam mempersiapkan tubuh mereka memasuki perubahan yang akan terjadi menjelang menopause sehingga mereka masih terus dapat berbahagia selama menjalani hidup di muka bumi. Masa itu dikenal dengan masa transisi perimenopause yang terjadi sekitar usia 46 tahun, dengan durasi memasuki masa menopause sekitar 2 sampai dengan 8 tahun dari usia tersebut. Hal ini menunjukkan seorang wanita memiliki waktu yang cukup dalam mempersiapkan tubuh dan psikis mereka baik dengan mengumpulkan informasi yang cukup tentang masa menopause ataupun mulai membiasakan diri dengan pola hidup sehat baik dengan pemilihan diet dan olah raga yang sesuai.2

Gejala dan pencegahannya.

Gejala awal yang akan terjadi berupa siklus haid yang mulai tidak teratur ataupun dapat berlangsung lama dari satu siklus ke siklus berikutnya ( +/- 50 hari). Terdapat 3 gejala utama dan beberapa saran pencegahan untuk mengurangi gejala yang timbul yaitu :2

Gejala Somatik :

  • kulit keriput
  • lemah lesu
  • vagina kering
  • nyeri saat berhubungan
  • rambut rontok
  • nyeri sendi/badan.
  • Osteoporosis & nyeri sendi.

Gejala Vasomotor :

Keringat malam dan hot flashes (terutama pada bagian muka, leher dan telapak tangan).

Gejala Psikis :

  • Insomnia.
  • Libido menurun.
  • Penurunan konsentrasi/mudah lupa
  • Mood swing.
  • Perbaikan gaya hidup dengan olah raga dan diet konsumsi buah/sayur2 yang cukup. Dapat juga ditambahkan dengan konsumsi cukup makanan-makanan yang mengandung fitoestrogen. Konsumsi air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi, susu dengan jumlah kalsium yang cukup  dan mengurangi minuman stimulan seperti teh dan kopi.
  • Konsumsi omega 3 yang berperan sebagai anti inflamasi.
  • Pengurangan ataupun berhenti merokok.
  • Mengurangi paparan kondisi lingkungan terlalu panas/dingin.
  • Penggunaan tabir surya, pelembab kulit.
  • Penggunaan gel lubrikasi vagina/vaginal moisturizer saat bersenggama.
  • Komunikasi yang baik pada pasangan sebelum dan saat melakukan aktivitas seksual.
  • Penggunaan pakaian berbahan nyaman seperti dari katun dan longgar.
  • Pemeriksaan bone mineral density (BMD) terutama bila memiliki keluhan penurunan tinggi badan +/- 3 cm.
  • Konsultasi ke dokter bila ada keluhan yang sudah mulai mengganggu aktivitas sehari-hari.

Contoh makanan yang mengandung fitoestrogen yang dapat membantu sebagai pengganti hormon estrogen yang berkurang dalam tubuh :  tahu, kubis, kacang hijau, susu kedelai, almond, bawang putih, biji wijen, anggur dan roti gandum

Terapi Hormonal

Terapi hormonal merupakan pengobatan yang dapat dipertimbangkan untuk mengurangi gejala yang timbul saat menopause, terutama bila mengganggu dalam beraktivitas sehari-hari. Terapi ini bertujuan untuk menggantikan kadar hormon estrogen dan progesteron yang sedang menurun diakibatkan dampak dari penurunan jumlah folikel dari proses aging. Namun, tidak semua wanita dapat menggunakan terapi ini untuk mengurangi keluhan dikarenakan terdapat beberapa kontraindikasi yang perlu dipertimbangkan dokter sebelum penggunaan terapi hormonal, antara lain : ibu-ibu dengan penyakit kanker endometrium/payudara/wanita dengan faktor resiko, gangguan fungsi hati,penyakit jantung, riwayat sering migrain, endometriosis dan mioma uteri. Oleh karena itu, para ibu perlu untuk berkonsultasi ke dokter kandungan sebelum terapi. Selama melakukan screening akan dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk membantu dokter dalam memutuskan terapi yang tepat. Terdapat 2 jenis sediaan terapi yang akan dipertimbangkan dokter, dapat dengan terapi estrogen tunggal ataupun kombinasi dengan estrogen dan progesteron. 2

Kesimpulan

Masa menopause merupakan salah satu masa yang akan dilalui seorang wanita untuk bertumbuh menjadi manusia yang utuh. Masa ini menempatkan wanita untuk selalu fleksible dalam beradaptasi dengan perpindahan dari zona nyaman menuju zona baru kembali, dan lagi-lagi wanita selalu mampu mengatasi dengan indah dan cantik perubahan tersebut. Informasi yang cukup dan dukungan yang baik dari keluarga dan teman-teman sekitar akan membantu para wanita untuk menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Pada akhirnya itulah kekuatan sejati seorang wanita terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi dan tumbuh, tidak peduli fase kehidupan yang dijalaninya. Dan kondisi menopause ini merupakan kesempatan seorang wanita untuk menemukan kembali jati diri mereka seutuhnya dan selalu memiliki kesempatan untuk mengejar impian-impian yang selama ini tertunda. Selamat menjadi wanita, anda patut merayakan setiap fase dalam kehidupan anda !!!

Oleh dr. Letizia Alessandrini Sp.OG., M.Ked. Klin., M.C.E

 

Referensi :

  1. Baird, D. T. et al. (2005) ‘Fertility and ageing’, Human Reproduction Update, 11(3), pp. 261–276. doi: 10.1093/humupd/dmi006
  2. Madjid TH, Siregar FG and Soehartono DS (2023) ‘Menopause’, Fertilitas & Endokrinologi Reproduksi, 1(22), pp.379-413.

Pengaruh Obesitas pada Kesehatan Kesuburan: Lebih dari Sekadar Berat Badan

Menjaga berat badan ideal adalah salah satu langkah penting dalam meningkatkan peluang kehamilan dan menjaga kesehatan reproduksi

Obesitas tak hanya berdampak pada kesehatan secara umum, tetapi juga memainkan peran signifikan dalam kesehatan kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Banyak yang belum menyadari bahwa berat badan berlebih bisa mengganggu keseimbangan hormonal dan kualitas reproduksi, sehingga menyebabkan masalah dalam proses kehamilan. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana obesitas memengaruhi kesuburan dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk meningkatkan peluang kehamilan.

Obesitas dan Kesuburan pada Wanita

Pada wanita, obesitas dapat mempengaruhi sistem reproduksi dengan cara yang kompleks. Lemak berlebih di dalam tubuh mengganggu produksi hormon estrogen, yang berperan dalam mengatur siklus menstruasi dan ovulasi. Ketidakseimbangan hormon ini sering menyebabkan siklus menstruasi yang tidak teratur, bahkan berhenti sama sekali pada beberapa kasus. Selain itu, wanita dengan obesitas juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS), suatu kondisi yang dapat menurunkan kesuburan dan membuat pembuahan menjadi lebih sulit.

Obesitas dan Kesuburan pada Pria

Tak hanya wanita, obesitas juga berdampak besar pada kesuburan pria. Lemak berlebih dapat menyebabkan penurunan kadar hormon testosteron dan menghambat produksi sperma. Studi menunjukkan bahwa pria dengan obesitas cenderung memiliki jumlah sperma yang lebih rendah, kualitas sperma yang buruk, dan pergerakan sperma yang lebih lambat. Faktor-faktor ini semua mengurangi peluang kehamilan pada pasangan.

Langkah-Langkah Meningkatkan Kesuburan dengan Menurunkan Berat Badan

Jika obesitas menjadi penghambat kesuburan, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan peluang hamil. Menurunkan berat badan hanya sebanyak 5-10% saja sudah bisa memberikan efek positif pada keseimbangan hormonal dan kesehatan reproduksi. Mengadopsi pola makan sehat yang kaya akan nutrisi, berolahraga secara teratur, dan menjaga keseimbangan emosi adalah langkah awal yang efektif. Selain itu, mendapatkan dukungan medis dan konseling dapat membantu memastikan proses penurunan berat badan berjalan dengan aman dan berkelanjutan.

Kesimpulan
Obesitas adalah salah satu faktor yang sering terabaikan ketika pasangan mengalami masalah kesuburan. Memahami dampaknya terhadap keseimbangan hormon dan sistem reproduksi dapat menjadi langkah awal yang penting. Bagi pasangan yang ingin meningkatkan peluang kehamilan, menjaga berat badan sehat menjadi salah satu cara yang efektif dan dapat membantu mengoptimalkan kesehatan reproduksi secara keseluruhan.

Olahraga Terbaik dan Terburuk untuk Kesuburan: Panduan Lengkap bagi Pasangan

Olahraga sering kali dianggap sebagai salah satu cara paling efektif untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Namun, dalam konteks kesuburan, beberapa jenis olahraga dapat membantu meningkatkan peluang hamil, sementara yang lain justru bisa berpengaruh sebaliknya. Menemukan jenis olahraga yang tepat menjadi langkah penting bagi pasangan yang sedang berusaha untuk hamil. Dalam artikel ini, kita akan melihat olahraga apa yang terbaik dan mengapa beberapa olahraga perlu dihindari.

Olahraga Terbaik untuk Meningkatkan Kesuburan

  1. Yoga dan Pilates
    Yoga dan Pilates adalah olahraga ringan yang sangat efektif dalam mengurangi stres, yang merupakan faktor utama dalam masalah kesuburan. Berbagai pose yoga membantu melancarkan peredaran darah di area panggul, mendukung kesehatan organ reproduksi. Selain itu, kedua jenis olahraga ini baik untuk meningkatkan keseimbangan hormon, yang penting untuk menjaga kesuburan.
  2. Berjalan Kaki
    Berjalan kaki adalah olahraga sederhana namun efektif. Aktivitas ini tidak hanya membantu menjaga berat badan tetap ideal, tetapi juga mendukung kesehatan kardiovaskular tanpa memberi tekanan berlebih pada tubuh. Untuk pasangan yang berusaha hamil, jalan kaki secara rutin juga membantu menjaga aliran darah yang baik dan menjaga tubuh tetap fit tanpa stres fisik yang berlebihan.
  3. Berenang
    Berenang adalah olahraga yang berdampak rendah namun sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Gerakan dalam air membantu membakar kalori, melatih kekuatan otot, serta meningkatkan sirkulasi darah. Ini adalah olahraga yang ideal untuk pasangan yang ingin menjaga kesehatan tanpa terlalu membebani tubuh.

Olahraga yang Sebaiknya Dihindari Ketika Berusaha Hamil

  1. Olahraga Intensitas Tinggi (HIIT)
    HIIT memang populer dan efektif untuk menurunkan berat badan, namun olahraga ini bisa menurunkan kadar hormon yang penting untuk kesuburan bila dilakukan terlalu sering atau terlalu intens. Latihan intensitas tinggi dapat mengakibatkan ketidakseimbangan hormon yang memengaruhi siklus menstruasi pada wanita, serta memengaruhi kualitas sperma pada pria.
  2. Angkat Beban Berat
    Meskipun angkat beban dapat membantu membentuk otot, beban yang terlalu berat dapat menambah stres pada tubuh. Olahraga ini dapat mengganggu keseimbangan hormon dan berisiko menurunkan kesuburan bila dilakukan secara berlebihan. Jika angkat beban adalah bagian dari rutinitas, sebaiknya dilakukan dengan moderasi dan dipadukan dengan latihan ringan lainnya.
  3. Lari Jarak Jauh
    Bagi mereka yang terbiasa dengan olahraga lari jarak jauh, penting untuk memahami dampak stres fisik pada tubuh. Lari yang berlebihan dan intens dapat memengaruhi kadar hormon, yang bisa berakibat pada gangguan siklus menstruasi bagi wanita serta menurunkan kadar testosteron pada pria.

Kesimpulan
Olahraga adalah bagian penting dari gaya hidup sehat, dan memilih jenis olahraga yang tepat dapat mendukung kesuburan. Jenis-jenis olahraga seperti yoga, berjalan kaki, dan berenang adalah pilihan ideal yang mendukung kesehatan reproduksi tanpa memberikan stres fisik berlebih pada tubuh. Bagi pasangan yang sedang merencanakan kehamilan, penting untuk memilih olahraga dengan bijak dan memastikan tubuh mendapatkan manfaat terbaiknya. Dengan gaya hidup sehat dan olahraga yang tepat, peluang untuk mewujudkan impian memiliki anak bisa semakin dekat.

Ini Dia 8 Efek Samping Pil KB yang Perlu Diketahui

Pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang umum digunakan untuk mencegah kehamilan. Namun, sama seperti jenis obat lain, obat ini juga memiliki efek samping. Salah satu efek samping pil KB yang perlu Mom ketahui adalah mual.

Efek samping pada pil kontrasepsi terjadi dikarenakan adanya perubahan hormon dalam tubuh. Namun, perlu Mom ingat, setiap wanita mungkin akan mengalami efek samping berbeda-beda, ada yang ringan, berat, ada juga yang tidak merasakan efek samping sama sekali.

Efek Samping Pil KB pada Wanita

Mom, sudah tahukah Anda seperti apa cara kerja pil KB sebenarnya? Jadi, obat ini bekerja dengan mencegah tubuh menghasilkan sel telur. Dengan begitu, tidak akan ada pembuahan sehingga kehamilan pun tidak terjadi. Selain itu, pil KB juga dapat berfungsi untuk mengatasi haid tidak teratur.

Nah, mengonsumsi pil KB bisa memengaruhi kadar hormon seseorang. Hal tersebut membuat beberapa wanita merasakan efek samping yang berbeda-beda. Di bawah ini merupakan efek samping pil KB jangka panjang yang perlu Mom ketahui.

1. Mual

Efek samping pil KB yang pertama adalah mual. Biasanya ini dialami oleh beberapa orang yang baru saja mengonsumsinya. Namun, Anda tak perlu khawatir sebab mual akan mereda setelah beberapa saat. Guna mengantisipasinya, Mom bisa mengonsumsi obat ini setelah makan malam atau sebelum tidur. Atau Anda juga dapat mencegah mual dengan cara minum obat antasida maupun maag sekitar 30 menit sebelum mengonsumsi pil KB.

2. Payudara Bengkak dan Nyeri

Dampak konsumsi pil KB berikutnya yaitu payudara akan terasa bengkak dan nyeri apabila ditekan. Umumnya kondisi ini terjadi pada minggu-minggu awal mengonsumsi pil dan akan mereda setelah itu.

3. Muncul Bercak Darah

Apabila Mom melihat ada bercak darah yang keluar dari vagina, maka kemungkinan itu merupakan efek samping dari mengonsumsi pil KB. Efek ini termasuk umum dialami wanita, di mana hampir sekitar 50% orang yang menggunakan pil KB mengeluarkan bercak darah di luar jadwal menstruasi.

Tapi, Mom tenang saja, selama bercak darah keluar, pil KB tetap akan efektif dalam mencegah kehamilan, kok. Meski begitu, Anda sebaiknya selalu rutin mengonsumsinya agar kadar hormon dalam tubuh terjaga. Mom perlu berkonsultasi dengan dokter apabila pendarahan yang Anda alami tergolong berat dan berlangsung selama 3 hari atau lebih.

4. Keputihan

Di samping keluar bercak darah, efek samping pil KB yang mungkin terjadi adalah keputihan. Hal ini tidaklah berbahaya, namun Mom patut waspada apabila keputihan yang Anda alami mengindikasikan ciri-ciri keputihan tidak normal, seperti perubahan warna atau bau.

5. Berat Badan Bertambah

Mom pasti sering mendengar jika efek samping pil KB jangka panjang salah satunya yaitu membuat berat badan bertambah. Hal tersebut memang bisa saja terjadi. Adapun bagian tubuh yang dapat bertambah besar yaitu area pinggul dan payudara.

Menurut situs University of Rochester Medical Center, konsumsi pil KB bisa membuat berat badan bertambah dikarenakan kandungan hormon estrogen di dalamnya dapat memperbesar sel lemak pada tubuh wanita, terutama payudara, paha, dan bokong.

6. Mood Swing

Dampak lain dari penggunaan pil KB adalah mood swing atau perubahan suasana hati secara tiba-tiba. Hal ini terjadi dikarenakan pil KB menekan sejumlah hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang mempengaruhi suasana hati.

7. Sakit Kepala

Sakit kepala yang Mom alami juga bisa disebabkan karena efek samping konsumsi pil KB. Ini terjadi dikarenakan ketidakseimbangan kadar hormon yang berkaitan dengan sistem reproduksi, sehingga menyebabkan gejala sakit kepala dan migrain.

8. Perubahan Gairah Seks

Efek samping pil KB lainnya yaitu perubahan gairah seks, pasalnya pil KB mengandung hormon estrogen dan progesteron di mana bisa mempengaruhi gairah seksual wanita. Bagi sebagian wanita, pil KB dapat menurunkan gairah, sementara bagi wanita lainnya justru obat ini mampu meningkatkan hasrat seksual.

Kelompok Wanita yang Tidak Disarankan Menggunakan Pil KB

Pil KB memang termasuk metode kontrasepsi yang simpel dan praktis karena bisa dilakukan sendiri di rumah. Namun, Mom tetap perlu berkonsultasi dengan dokter, pasalnya ada beberapa kelompok wanita dengan kondisi tertentu yang tidak disarankan menggunakan obat oral satu ini, di antaranya:

Itulah beberapa dampak pil KB yang perlu Mom ketahui. Pada dasarnya, setiap jenis kontrasepsi memiliki efek sampingnya sendiri-sendiri. Oleh karena itu, Mom sebaiknya berkonsultasi dengan dokter guna menentukan alat kontrasepsi apa yang cocok untuk Anda.

Selain itu, apabila selama penggunaan alat kontrasepsi tersebut Mom mengalami efek yang tak kunjung reda, segera bicarakan dengan dokter untuk diganti dengan kontrasepsi lainnya.

Jika Mom ingin berkonsultasi masalah kesuburan atau program hamil, jangan ragu untuk mengunjungi klinik Asha IVF Indonesia. Anda bisa melakukan janji temu dengan dokter secara online. Yuk, booking jadwal sekarang juga!

pendaftaran konsultas

Isi form dengan informasi paling sesuai dengan anda!

Pilih dokter untuk Reservasi*
Nama Lengkap*
Tanggal Renacana Kunjungan (DD/MM/YYYY)*

BUAT JANJI TEMU

Isi form dengan informasi paling sesuai dengan anda!

Pilih Waktu Reservasi*
No Telp*
Nama Lengkap*
Jenis Kelamin*

BUAT JANJI TEMU

Isi form dengan informasi paling sesuai dengan anda!

Pilih dokter untuk Reservasi*
Nama Lengkap*
Tanggal Renacana Kunjungan (DD/MM/YYYY)*